BANDUNG-Diskusi online tema refleksi gerakan mahasiswa indonesia yang diadakan oleh suaramahasiwabandung membersamai gerakan mahasiswa untuk menghidupkan studi grup kajian dan diskusi kelompok mahasiswa dengan kepemimpinan ide dan gagasan.
Narasumber pertama Usman Hamid mantan aktifis 98 mengatakan gerakan mahasiswa mulai dari 98 sampai resesi 2020 ini,” Tipologi gerakan mahsiswa dari zaman kezaman kelompok studi merupakan embrio dari gerakan mahasiswa lalu di manifestasikan kepada gerakan aksi jalanan merupakan sepenggal dari punggulingan rezim suharto Terbagi 2,” ungkapnya.
Menurut dia,”Komite aksi jalanan dan klompok studi Kelompok studi trisakti sebagai kajian strategis itu didalam kampus begitupun diluar kamus tidak jauh dari pada itu. Gerakan perubahan mahasiswa hanya sebagian komponen dari yang lainya,” lanjutnya.
Sementara, Narasumber kedua dilanjutkan Jumhur Hidayat mantan aktif ITB 80an mahasiswa mengatakan Setiap Perubahan keterlibatan Mahasiswa sekarang berbeda dikejar oleh pragmatisme sepeti pekerjaan cepat cepat lulus,
“Saya khawatir jurusan univ tidak relevan contoh banyak doktor dan sarjana naisonal tidak bekerja baik, sudah menjadi alasan kuat mahasiswa bergerak, Kita sangat mengharapkan mahasiswa bergerak bersama sama menjadi suluh dari rakyak. Memulailah Mengkritisi Kebijakan Rezim yang tidak pro rakyat seperti halnya 80an,” ungkapnya.
Narasumber ketiga Lingga Pangestu Mahardhika Mahasiswa Unjani mengatakan,” Saya melihat gerakan mahasiswa sekarang tidak mengerti praksisnya dalam bergerak, masih banyak yang tidak mengerti tuntutan kita tapi itu tidak masalah selama kelompok diskusi selalu mengagitasi ke masyarakat transformasikan ke mahsiswa menyadaran moral. Setiap kampus mempunyai konsentrasi yang menjadi masalah adalah penokohan dan itu yg menjadi permasalah dihadapi mahasiswa celah pragmatisme,” paparnya.
Adapun Narasumber keempat Syahganda Nainggolan Pengamat Politik dan mantan Aktifis ITB mengatakan ,”Sejak kami jadi aktivis mahsiswa. Mulai dari kesadaran idealisme itu kami mulai bergerak, waktu itu aktivis itu menjadi aneh. Kita tidak so intelektual dan so cendikiawan yg paling penting kita mempunyai idealisme dissat iku kita harus berjuang demi rakyat, aktivis adalah ketika melakukan refleksi ada idealisme, bebuatlah dan bertangung jawab, mahasiswa terjebak hidup hedonistik, yangg paling penting kita menjaga solidaritas membela rakyat, gerakan mahasiswa diseluruh mahasiswa masih sangat eksis, sudah ssatnya mahasiswa dan pemuda bangkit, ketika rakyat membutuhkan solidaritasi dampak dari elit elit, dilihat rezim tidak terkendali dan bermain dengan kata kata dan janji palsu,” tuturnya, penuh haru biru.
Abdi Fahmi Mahasiswa Telkom University selaku moderator dalam diskusi kesimpulannya bahwa gerakan mahasiswa banyak tantangan yang dihadapi pragmatisme, mahasiswa disusupi oleh kepentingan elit tetap menjadi dasar bergerak mahasiswa menjaga idealisme bertanggungjawab membebaskan amanat penderitaan rakyat
Peserta Diskusi Online dihadiri oleh mahasiswa di sebagian wilayah indoneisa jumlah peserta kurang lebih 100 orang berlangsung 19.30 – 23.30 WIB dihadiri langsung oleh para narasumber, Usmad Hamid, Jumhur Hidayat, Syahganda Naingolan dan Lingga Pangestu Mahardhika dan Abdi Fahmi.***