Friday, October 25, 2024
Ads
HomeMetro BandungOptimalkan Penurunan Stunting Kota Bandung, DPPKB Kota Bandung Ajak Warga Jadi Bapak...

Optimalkan Penurunan Stunting Kota Bandung, DPPKB Kota Bandung Ajak Warga Jadi Bapak Asuh Anak Stunting

BERITABANDUNG.id – Pemkot Bandung mengajak perorangan atau pun lembaga untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Hal ini sebagai upaya dalam menurunkan angka stunting di Kota Bandung.

Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kota Bandung di tahun 2021 berada di angka 26,4 persen dan di tahun 2022 mengalami penurunan sampai 7 persen menjadi 19,4 persen.

“Tugas kita banyak juga, kalau diangkakan 19,4 persen ini sekitar 6000an balita yang masih stunting dan ini termasuk PRnya menantang juga bagi kita semua,” ungkap Kenny, pada Sosialisasi Bapak Asuh Anak Stunting di Hotel Arion Suites Bandung Jalan Otto Iskandardinata, Senin (14/8).

Untuk menurunkan angka stunting ini, kata Kenny, pihaknya pun menyosialisasikan program BAAS. Harapannya, banyak orang yang berpartisipasi dalam program bapak asuh ini.

“Untuk jadi bapak asuh ini yang paling penting adalah komitmen. Karena ini bukan program satu atau dua hari, minimal 6 bulan kita mengawal supaya calon penerima itu terutama balita mendapatkan makanan tambahan atau makanan bergizi,” ujarnya.

Minimal, kata Kenny, bapak asuh ini memberikan makanan tambahan atau asupan makanan bergizi seperti protein yang terdapat dalam telur atau daging, untuk balita pada periode emasnya.

Setidaknya untuk seorang anak, bapak asuh ini menyiapkan anggaran Rp 500.000 untuk asupan makanan tambahan dalam sebula atau Rp 3 juta selama enam bulan

“Untuk intervensi itu di enam bulan awal, bahkan 1000 hari pertama kehidupan. Dari mulai ibu hamil sampai jadi bayi enam bulan bahkan baduta (bayi dibawah dua tahun),” terang Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung ini.

Di tempat yang sama, Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Aries Supriyatna mengaku siap menjadi bapak asuh. Ia berharap sosialisasi terkait program stunting terus digiatkan.

“Mungkin sosialisasi atau pemahaman masyarakat terkait kondisi stunting di kota Bandung belum bersosialisasi baik, sehingga masyarakat belum sepenuhnya ngeh mengenai di Kota Bandung ini ada masalah krusial, masalah yang harus mendapatkan perhatian khusus, sekitar 6.000 balita dalam kondisi stunting. Persoalannya belum ngeh aja,” ungkapnya.

Ia berharap, pengungkapan data mengenai kondisi stunting harus terus digencarkan agar masyarakat menyadari ada persoalan krusial yang harus mendapatkan perhatian khusus.

Sehingga akan banyak warga yang juga tertarik menjadi bapak asuh, sebagai upaya dalam menurunkan angka stunting di Kota Bandung.

“Iyalah (akan ajak anggota dewan lain jadi bapak asuh, red) ini kan bukan persoalan anggota dewan tapi persoalan seluruhb masyarakat. Tapi masalahnya, kita harus mulai dingehkan dulu, ini ada sekitar 6.000an anak sehingga mulai terbuka dan orang tahu ternyata ada masalah di sini,” terangnya.

Menurutnya, Pemkot Bandung terus berupaya salam menurunkan stunting. Hasilnya ada penurunan sekitar 7 persen pada tahun 2022. Penurunan ini pun berkat peran serta puskesmas, posyandu dan upaya-upaya yang dilakukan Pemkot Bandung salah satunya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Lions Club, Alumni Unpar dan lainnya

“Dari data yang terekam memang ada penurunan penurunan masalah stunting ini dan upaya harus terus dilakukan,” ungkapnya.

Artikel : (www.koran-gala.id)

 

Most Popular

Recent Comments