BERITABANDUNG.id – Viral di media sosial, para petani di Pangalengan, Kabupaten Bandung, melakukan aksi protes lantaran lahan teh yang sering digarap kini beraliih fungsi menjadi lahan perkebunan sayuran.
Kelompok petani yang mayoritas bekerja di PTPN ini menolak dengan tegas perubahan lahan tersebut, terlebih banyak di antara mereka yang menggantungkan hidup sebagai pemetik teh.
“Jadi memang karena alih fungsi lahan warga jadi gak bisa melakukan aktivitasnya memetik teh,” ujar Wildan Awaludin, salah satu petani yang melakukan aksi saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, hampir semua tanaman teh dibabat habis oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga pendapatan para pemetik teh berkurang.
“Terus juga ditambah ada kelompok tertentu yang kerap melakukan alih fungsi lahan sampai dibabat orang sekitar juga. Mereka dibayar karena mungkin ga punya penghasilan juga jadi pas disuruh asal kerjakan saja,” katanya.
Wildan menambahkan, saat ini pihak aparat kewilayahan bersama para petani telah melakukan komunikasi untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Rencananya, pihak pemerintah daerah dan PTPN akan melakukan penghijauan kembali di kawasan terdampak.
“Iya rencananya, lahan ini mau dilakukan penghijauan,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Camat Pangalengan, Vena Andriawan, menjelaskan bahwa berdasarkan koordinasi dengan pihak PTPN, lahan yang diprotes para petani tersebut diduga telah dialihfungsikan secara bertahap oleh oknum warga.
Vena menjelaskan, aksi penjarahan lahan tersebut sering terjadi pada malam hari. Akibatnya, saat pagi hari warga datang untuk memetik teh, mereka mendapati kondisi lahan yang telah gundul dan berubah fungsi menjadi kebun sayur.
“Ketika subuh tiba-tiba sudah hancur saja. Ketika dibenerin lagi, ada lagi ada yang rusak di area lain,” jelasnya.
Saat aksi yang dilakukan para petani Senin (21/4) kemarin, kata Vena, sebetulnya Forkopimcam dan PTPN sedang berupaya melakukan penanaman kembali di area yang gundul.
Ia juga menuturkan bahwa saat aksi para petani pada Senin (21/4), Forkopimcam bersama PTPN sedang melakukan penanaman kembali di area gundul. Namun, tiba-tiba sekitar 400 petani datang dan meluapkan emosinya di area yang sudah dijadikan kebun sayur.
“Kemarin tuh ada 400 orang yang hadir dari serikat petani perkebunan teh. Pasti ada aja orang yang marah dan meluapkan emosinya. Tapi aksi amarah warga enggak berlangsung lama dan kembali kondusif. Kemudian warga dan para petani teh langsung kembali ke rumahnya masing-masing,” terangnya.
Vena menambahkan, dugaan keterlibatan oknum dalam alih fungsi lahan saat ini sedang dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian dan PTPN.
“Jadi memang ya ada orang-orang mungkin yang memanfaatkan ini. Tidak menutup kemungkinan juga mungkin ada oknum ya,” ucap Vena.
Di sisi lain, Kapolsek Pangalengan AKP Edi Pramana menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman atas kejadian tersebut.
“Masih penyelidikan,” katanya saat dikonfirmasi.
Edi menjelaskan bahwa kericuhan terjadi saat kegiatan penanaman pohon berlangsung, lalu datang ratusan petani dan warga yang memprotes pengalihan fungsi lahan dari kebun teh menjadi kebun sayuran.
“Kemarin itu ada penanaman pohon. Terus ratusan massa tidak terkendali ada yang mencabut kebun sayur dan beberapa saung juga ikut dibongkar,” pungkasnya.
Menurut Vena, dari total 6.000 hektare lahan yang dikelola PTPN di wilayah Pangalengan, sekitar 100 hektare telah dijadikan kawasan wisata melalui kerja sama resmi, sementara sekitar 90 hektare lainnya diduga diserobot secara ilegal oleh warga.
“Jadi dari 6.000 hektar yang dikelola PTPN di Pangalengan itu, 100 hektarnya memang dikerjasamakan untuk area wisata, berarti legal ya. Nah, yang 90 hektarnya nya itu yang ilegal diserobot warga,” kata Vena saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, pihak PTPN mengaku sering kecolongan dalam menjaga lahan karena keterbatasan personel. Luasnya area membuat pengawasan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh dan terus-menerus.
“Karena misalnya dijaga yang sektor A, sektor B di jarah gitu ya, dan itu seperti kucing-kucingan lah judulnya mah. Terus ya memang posisinya juga ya kita memaklumi ya memang ya luas lahan yang luar biasa,” ungkapnya.
Source : JabarEkspress