Saturday, July 12, 2025
HomeMetro BandungJawa Barat Kekuatan Utama Percepatan Penurunan Stunting Indonesia, Mendukbangga Terpukau Ribuan Peserta...

Jawa Barat Kekuatan Utama Percepatan Penurunan Stunting Indonesia, Mendukbangga Terpukau Ribuan Peserta Retreat dan Jambore Bangga Kencana

BERITABANDUNG.id – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menegaskan bahwa Jawa Barat merupakan kekuatan utama percepatan penurunan stunting di Indonesia. Kenaikan prevalensi stunting Jawa Barat sangat menentukan pada kenaikan stunting secara nasional. Pun sebaliknya.

“Bapak dan Ibu, prevalensi (stunting) kita sekarang sudah turun. Alhamdulillah sekarang 19,8 persen. Dan, ingat kekuatannya adalah di Jawa Barat karena penduduknya paling banyak se-Indonesia,” tegas Wihaji saat memberikan sambutan pada Retreat dan Jambore Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Provinsi Jawa Barat di Rancaupas, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (12/7/2025). Turut hadir Bersama Wihaji antara lain Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia Tina Talisa, para pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama Kemendukbangga/BKKBN, serta pimpinan organisasi perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi program Bangga Kencana se-Jawa Barat.

“Kalau Jawa Barat turun tinggi sangat berpengaruh terhadap penurunan prevalensi Indonesia. Terima kasih Jawa Barat yang berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 5 persen (tepatnya 5,8 persen, red) pada 2024. Dan, itu kerja Bapak/Ibu sekalian beserta tim yang lain,” sambung Wihaji disambut tepuk tangan ribuan peserta.

Wihaji menjelaskan, prevalensi stunting secara nasional mengalami penurunan dari 21,5 pada 2023 menjadi 19,8 persen pada 2024. Adapun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029 telah mematok target prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen pada 2029 mendatang. Capaian 2024 sebesar 19,8 persen masih di bawah target nasional sebesar 18 persen. Karena itu, Wihaji mengapresiasi keberhasilan Jawa Barat menurunkan prevalensi stunting dari 21,7 persen menjadi 15,9 persen. Penurunan ini berdampak besar pada penurunan prevalensi stunting secara nasional.

Untuk mempercepat penurunan stunting tersebut, Wihaji memerintahkan para penyuluh keluarga berencana (PKB) untuk berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kabupaten dan kota masing-masing. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah lima tahun (Balita) non-pendidikan anak usia dini (PAUD) bisa mendapatkan makanan bergizi gatis (MBG) melalui SPPG setempat.

Wihaji menyatakan, Kemendukbangga telah mendatangani perjanjian kerjasama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyalurkan MBG bagi kluster ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Dalam hal ini, SPPG bertugas menyediakan makanannya, sementara Kemendukbangga mendistribusikannya kepada sasaran khusus tersebut. Adalah para PKB dan tim pendamping keluarga (TPK) yang kemudian bertugas mengirimkan kepada penerima.

“Kita sudah kerja sama dengan BGN bahwa semua, saya ulangi, semua ibu hamil, ibu menyusui dan balita non-PAUD wajib diberi MBG, makan bergizi gratis. Itu perintah Presiden dan kita akan laksanakan. Bapaki/bu sekalian nanti yang bertugas mendistribusikan bersama TPK. Kenapa mesti didistribusikan? Tidak mungkin setiap hari ibu hamil kita kumpulkan. Tidak mungkin tiap hari ibu menyusui kita kumpulkan. Tidak mungkin balita balita tiap hari kita kumpulkan. Karena itu, harus diantarkan secara langsug,” tandas Wihaji.

“Pertanyaannya, Pak ada enggak pengganti transportasinya? Saya memahami suasana kebatinan itu, insyaallah. Saya sudah setuju Pak Prof Dadan sebagai Kepala BGN setuju untuk pembiayaan pengganti bensin untuk mendistribusikan. Nanti ada penggantinya,” sambung Wihaji disambut tepuk tangan peserta.

Di bagian lain, Wihaji kembali mengajak para PKB dan aparatur sipil negara (ASN) Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat untuk fokus pada pencapaian lima program prioritas yang menjadi quick wins Kemendukbangga. Salah satunya terkait Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) untuk merespons tingginya angka fatherless di Indonesia.

“Hampir 20,9 persen anak-anak kita mengalami fatherless, kehilangan ayah. Ayah punya tapi tidak punya. Ada tapi tidak ada. Ini akan saya sering ulang-ulang. Peran ayah sangat penting karena kini kita kehadiran anggota keluarga baru yang sangat mempengaruhi otak kita. Siapa keluarga baru kita? Handphone,” ujar Wihaji.

Retreat dan Jambore Bangga Kencana

Di bagian lain, Wihaji mengaku sangat terkesan dengan sambutan ribuan peserta Retreat dan Jambore Bangga Kencana Jawa Barat 2025. Ribuan peserta yang terdiri atas PKB dan ASN Kemendukbangga Jabar membawa semangat baru dalam upaya pencapaian program Bangga Kencana. Bagi Wihaji, para PKB merupakan ujung tombak program Bangga Kencana yang setiap hari bersentuhan dengan masyarakat di tingkat akar rumput.

“Untuk penghormatan, saya mulai dari orang-orang yang selama ini terjun di lini lapangan. Izinkan yang saya sebut pertama pada hari ini adalah yang saya hormati seluruh penyuluh KB se-Jawa Barat. Saya tahu, saya memahami dan saya mengerti suasana kebatinan Bapak/Ibu sekalian sebagai penyuluh KB maupun petugas KB,” ujar Wihaji sumringah.

“Hari ini saya senang. Saya hari ini bangga bersama Bapak/Ibu sekalian dalam acara jambore sekaligus retreat dalam memeriahkan rangkaian kegiatan Hari Keluarga Nasional. Terima kasih dan salam hormat dari lubuk hati yang paling dalam,” Wihaji melanjutkan.

Kesan mendalam Wihaji tampak jelas saat lebih dari 2.000 peserta meneriakkan salam penyuluh KB diiringi yel-yel Bangga Kencana. Bahkan, para peserta secara khusus menyanyikan yel “Pak Wihaji Siapa yang Punya” sambil bertepuk tangan. Pada momen itulah mata Menteri Wihaji tampak berkaca-kaca sambil menatap ke arah barisan peserta. (Humas Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat)

Most Popular

Recent Comments

error: Mohon maaf konten diproteksi !!