BERITABANDUNG.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinobatkan sebagai Duta Foster Care (pengasuhan anak) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Prosesi pengukuhan Ridwan Kamil dilakukan berbarengan dengan Rapat Pimpinan Nasional Forum Nasional PSAA-LKSA yang digelar di Wisma Pendawa Kemensos, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Sabtu (13/2/2021).
Kang Emil dipilih karena dinilai menjadi role model yang mampu menciptakan ruang bagi anak yatim untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi harapan bangsa yang lengkap. Hal itu dikatakan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos RI Kanya Eka Santi setelah mengukuhkan Kang Emil sebagai Duta Foster Care secara virtual.
“Jadi Fornas menyampaikan bahwa mereka melihat pak gubernur memasyarakatkan pengasuhan anak melalui foster care, kita bisa lihat pak gubernur memberikan contoh mengasuh satu orang anak dan menyampaikannya di media sosial untuk mengajak masyarakat yang lain untuk sama-sama mengasuh anak dalam keluarga,” ujar Kanya.
Visi tersebut, ujarnya, sejalan dengan kampanye yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, khususnya melalui foster care. “Foster care itu pengasuhannya hanya satu tahun dan bisa diperpanjang, bisa membantu keluarga yang tidak mampu, miskin maupun anak-anak yang tidak punya orang tua dan tidak ada siapa pun yang tidak ada pengasuh,” ujar Kanya.
Menurutnya, banyak orang yang masih belum paham atau khawatir menyinggung hubungan anak dengan orang tua biologisnya. “Karena dalam foster care ini dimungkinkan ada anak yang masih memiliki orang tua, saya sampaikan kepada semuanya agar jangan ragu karena kami dari Kemensos, dan Dinsos Provinsi dan Kabupaten/Kota akan membantu, termasuk dengan forum karena untuk harus melalui lembaga pengasuhan anak,” tutur Kanya.
Menurutnya, kendala terbesar untuk melaksanakan foster care ini adalah, sulitnya mencari calon orang tua asuh. “Media juga bisa membantu menyebarkan bagaimana seharusnya foster care ini bisa berjalan baik di Indonesia,” kata Kanya.
Ketua Fornas PSAA LKSA Yanto Mulya Pibiwanto mengatakan saat ini banyak anak-anak tak mampu usia sekolah dasar yang sulit untuk mencari orang tua angkat. “Karena kebanyakan inginnya yang kecil, dalam hal ini banyak anak-anak. Kita berharap dengan pak Emil begini membawa motivasi, di daerah lain, panti asuhan di Indonesia hampir 8.000. Anak itu harus tumbuh berkembang,” katanya.
“Mereka saat ini tinggal di panti sampai besar, panti juga bingung karena suatu sisi harus berganti karena ada SD yang masuk,” ujar Yanto.
Kang Emil sendiri sebelumnya mengangkat Arkana, seorang bayi dari sebuah panti asuhan di Bandung, menjadi anggota keluarganya yang baru. Unggahan video maupun foto aktivitas dirinya dan sang bungsu kerap dipublikasikan melalui media sosial.
“Tugas kita adalah melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan generasi bangsa. Kita harus punya terobosan dalam hal ini, dari mulai kebijakan menghadirkan forum perlindungan anak, nah saya pribadi telah mengasuh satu anak yatim piatu untuk saya jadikan anak bungsu kami. Insyaallah anak itu akan kami didik dengan sangat maksimal secara dunia dan akhirat, insyaallah menjadi manusia yang bermanfaat,” katanya.
“Saya pun akan secara masif mengkampanyekan untuk menjadikan anak-anak (terlantar) itu sebagai manusia yang bermanfaat, itu juga kewajiban kita sebagai orang tua. Mari bersama-sama menyukseskan program kesejahteraan anak,” ujar Kang Emil. (Red)