Berkunjung ke Kabupaten Bandung, Ridwan Kamil Pamer Apartemen Ayam di Instagram

0
261

BERITABANDUNG.id – Di desa Cibodas, Kutawaringin, Kabupaten Bandung berdiri sebuah peternakan ayam yang canggih. Berbeda dengan peternakan ayam pada umumnya, bangunan kandang peternakan ini memiliki lima lantai dengan struktur yang kokoh, mirip apartemen di atas lahan seluas 40 meter persegi.

“Saya melihat sebuah terobosan visi bertani atau beternak dengan teknologi 4.0, ini sebuah struktur 40 meter persegi berlantai lima,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam keterangannya, Minggu (7/3/2021).

Apartemen ayam ini dapat menampung hingga lima ribu ayam. Peternakan yang dikembangkan oleh warga ini terlihat bersih dan tidak menimbulkan bau.

“Persepsi bahwa peternakan ayam itu harus satu lantai, jorok, bau, sekarang hilang oleh teknologi karena semuanya dengan 4.0,” ujar Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Tak hanya memiliki bangunan yang canggih, pemberian pakan dan minum ayam pun diatur dengan menggunakan sebuah alat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Kotoran ayam pun diolah langsung, dengan metode fermentasi sehingga menjadi pupuk yang bernilai ekonomis.

“Meneteskan minuman dan kasih makanan ayam pake 4.0, kotorannya juga ditarik oleh sebuah motor yang diatur oleh 4.0, nanti kotorannya difermentasi jadi nilai ekonomi juga,” ujarnya Kang Emil.

Rencananya, kata Kang Emil, teknologi apartemen ayam ini akan diaplikasikan pada program petani milenial. Nantinya, peternakan ayam akan digarap oleh para pemuda dan hasil panennya sudah dipastikan akan dibeli.

“Jadi program petani milenial ini tidak usah cari pembeli tapi dimulai dari pembelinya sanggup berapa,” ujarnya.

Kang Emil mengatakan, pihaknya sudah menjalin kesepakatan dengan salah satu offtaker (pembeli) yang siap membeli hasil panen sekitar dua juta ekor ayam per bulan.

“Pemda Provinsi Jabar sudah deal dengan salah satu offtaker sejumlah hampir 2 juta ayam per bulan,” ucapnya.

Untuk penyediaan dua juta ekor ayam tersebut dibutuhkan 400 apartemen ayam yang akan disebar di berbagai titik dengan harga setiap apartemen ayam sekitar Rp150 juta.

“Kurang lebih membutuhkan 400-an titik seperti ini dengan modal Rp150 jutaan,” kata Kang Emil.

Kang Emil optimistis program petani milenial dapat mengurangi pengangguran, mewujudkan kemandirian ekonomi, dan menjaga ketahanan pangan.

“Insyaallah setelahnya bisa hidup mandiri, tidak usah selalu jadi karyawan, kita kembali ke desa untuk berbisnis pertanian peternakan,” ucapnya. (Red)