Wednesday, March 19, 2025
HomeWisataDestinasi Wisata Gunung Putri Lembang yang Indah dan Kisah di Balik Benteng...

Destinasi Wisata Gunung Putri Lembang yang Indah dan Kisah di Balik Benteng Peninggalan Sejarah

BERITABANDUNG.id – Benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada zaman penjajahan cukup banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Salah satu benteng Belanda yang masih berdiri kokoh dan kental dengan nilai sejarah yakni Benteng Belanda Gunung Putri. Sesuai dengan namanya, benteng yang berfungsi sebagai pertahanan dan pemantauan kedatangan musuh itu berada di kawasan Gunung Putri, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, KBB.

Namun beberapa tahun kemudian, fungsi benteng bertambah menjadi bunker bagi warga setempat saat erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang jaraknya sangat dekat.

Dede Sukmara (54), warga setempat, mengatakan Belanda menginisiasi pembangunan benteng itu pada tahun 1906 bertepatan dengan momen erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Namun di berbagai literatur, disebutkan jika benteng itu dibangun antara tahun 1913-1914.

Kondisi benteng yang ada di tengah hutan pinus jauh dari permukiman bahkan area kemping Gunung Putri, membuat suasananya mencekam kental dengan aura angker. Bagaimana tidak, kondisinya kini tak terawat dengan ilalang dan lumut yang menutupi bangunan benteng.

Tak bisa dimungkiri jika suasananya bisa membuat bergidik. Saat menjejakkan kaki sebelum memasuki area benteng, kita bakal melalui gerbang dengan bentuk melengkung. Di kanan kirinya terdapat sebuah tangga yang mungkin menuju ke pilar sebagai tempat memantau kedatangan musuh.

Berjalan lebih dalam, kita bakal dihadapkan pada bangunan utama benteng yang posisinya lebih rendah dari pintu masuk tadi. Bangunan itu memiliki dua lubang angin di bagian depan dengan dua pintu di sisi kiri dan kanan. Melongok ke dalam, suasana pengap sangat terasa bahkan bisa memekakkan telinga bagi yang sensitif pada perubahan tekanan secara tiba-tiba.

Dari dalam bangunan berukuran sekitar 4×4 meter dengan atap tak terlalu tinggi itu juga menyeruak bau amis dan lembab. Keseraman benteng tak mengurangi niat tangan-tangan jahil membubuhkan coretan tak penting menggunakan cat semprot.

Dede menyebut banyak kisah mistis yang dialami oleh dirinya secara langsung tatkala masih sering bolak-balik ke benteng saat masih kecil. Tak hanya Dede, bahkan orang-orang yang berkemah tak jarang mengalami hal mistis saat melakukan penjelajahan ke area benteng di sore dan malam hari.

“Ya kalau cerita mistis pasti banyak, cuma pengalaman setiap orang kan beda-beda. Kalau saya pribadi cukup sering lihat penampakan di benteng itu, apalagi kalau jalan-jalan sore,” kisahnya.

Most Popular

Recent Comments