BERITABANDUNG.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) memiliki tiga jurus untuk memulihkan kembali sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Kadisparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan, salah satu strategi yang disiapkan untuk mengakselerasi pariwisata dan kebudayaan di Jabar, ialah menggenjot daya tarik wisata budaya.
“Jawa Barat memiliki zona budaya, Sunda Betawi, Sunda Priangan di wilayah Metropolitan Bandung dan sekitarnya dan Cirebonan. Kekuatan itu akan diangkat melalui sebuah ekspansi budaya di masing-masing kabupaten kota di masa pemulihan ini,” kata Dedi, Minggu (30/5).
Kedua, menguatkan sumber daya manusia (SDM). Alasannya, di dalam Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ada adaptasi di internal dan eksternal pariwisata yang siap dan cergas menyesuaikan diri terhadap kondisi pandemi.
Kemudian yang ketiga, ialah mengembangkan konten di setiap destinasi. Di samping konten destinasi berbasis religi, dan buatan, pihaknya tengah mendorong pariwisata berbasis alam terbuka yang lebih aman di tengah pandemi.
“Selain destinasi alam tadi, kita industrinya adalah industri lokal ya, supaya dalam situasi seperti ini yang kita inginkan ekonomi kreatif kita jalan ya karena Jawa Barat ini ada keunggulan, di film, fashion, kuliner, dan kriya,” katanya.
Karena pandemi ini, kunjungan wisatawan mancanegara ke sejumlah destinasi pariwisata di Jabar turun sebesar 16 persen. Sedangkan, dari turis nusantara anjlok hingga sekitar 80 persen.
“Diharapkan pada tahun 2022 kondisi sektor pariwisata sudah normal kembali seperti biasa. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan di antaranya promosi bersama antara pusat, provinsi, dan kabupaten dan kota, serta melakukan pengawasan protokol kesehatan yang ketat di setiap tempat wisata.
“Jawa Barat itu betul-betul menggunakan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environtment Sustainability) untuk memberi kenyamanan pengunjung,” ujarnya. (Red)