BERITABANDUNG.id – Kerja sama ini dituangkan pada program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan oleh Kepala DPPKB Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari dan Ketua Baznas Kota Bandung, Akhmad Roziqin, Rabu 26 Oktober 2022.
Menurut Kenny, prevalensi Stunting Kota Bandung tahun 2021 berdasarkan data SSGI Dinas Kesehatan terdapat sebanyak 26,4 persen anak stunting di Kota Bandung.
Dalam rangka mencapai target penurunan prevalensi 14 persen pada tahun 2024, program BAAS ini dapat dipertimbangkan menjadi salah satu gerakan pentahelix percepatan penurunan stunting di Kota Bandung.
“Program BAAS ini merupakan program yang diinisiasi oleh BKKBN, dan diimbau untuk dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia,” kata Kenny.
Kenny mengatakab, Kota Bandung yang selama ini serius menangani masalah stunting, menanggapi program BAAS dengan berkomitmen untuk menjadi salah satu gerakan aksi gotong royong dari mitra.
Yaitu pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, media, kelompok masyarakat dan individu untuk mengentaskan stunting dalam bentuk pemberian bantuan, untuk perbaikan asupan gizi anak asuh.
“Surat Edaran Wali Kota Bandung sedang disiapkan untuk diedarkan kepada seluruh mitra guna menjadi Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting di Kota Bandung,” ujarnya.
Ia menjelaskan, program ini dikolaborasikan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung dengan Baznas Kota Bandung.
Saat ini sedang dirumuskan mekanisme pendaftaran dan penyaluran program BAAS oleh kedua pihak dimaksud, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan sosialisasi.
“Program BAAS ini dapat menjadi gerakan seluruh pihak dalam rangka mengentaskan stunting di Kota Bandung untuk dapat berkontribusi mempersiapkan generasi emas 2045,” harapnya.