BERITABANDUNG.id – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang selalu diperingati pada 20 Mei tersebut seharusnya dijadikan momentum tepat untuk kembali menguatkan karakteristik Bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Asep Komarudin Sekretaris DPD KNPI Jabar saat mengisi acara Dialog Harkitnas dan Doa Bersama Untuk Keselamatan Palestina yang diselenggarakan oleh Generasi Muda Ormas MKGR Jabar pada Jumat (20/5/2021) lalu, di Aula Golkar Jabar dan diselenggarakan secara virtual dengan dihadiri oleh Ketua OKP se-Jawa
Menurutnya, momentum Harkitnas tahun 2021 ini menjadi momentum untuk menguatkan karakteristik bangsa dengan cara kembali merajut kebersamaan, persatuan, untuk menopang Bangsa Indonesia menjadi negara yang berdikari, berdaulat, dan berdiri mandiri secara ekonomi, politik, teknologi, intelektualisme.
“Momentum hari kebangkitan nasional ini, saya pikir satu momentum tepat, di mana hari kebangkitan nasional ini, kan, sebetulnya satu contoh tentang perubahan dari pergerakan para pahlawan kita, dari perang melawan penjajah menggunakan fisik, berubah menjadi pergerakan secara organisasi,” kata Asep.
“Misalnya, pergerakan yang dilakukan oleh organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para Mahasiswa dengan melakukan gerakan organisasi secara ekonomi, sosial, dan budaya, untuk melawan penjajah,” timpalnya.
Asep menyebutkan bahwa momentum Harkitnas tahun ini sebagai momentum kebangkitan para generasi muda untuk meningkatkan kapasitas ilmu intelektual.
“Kita sebagai generasi muda, tidak boleh lepas dari kemajuan teknologi. Karena tidak ada bangsa yang maju tanpa pengembangan dalam ilmu pengetahuan intelektual,” imbuh Asep.
Ia juga menyebutkan bahwa momentum peringatan Harkitnas yang diselenggarakan oleh Gema MKGR Jabar ini sebagai sebuah ikhtiar untuk memaknai dan meyakinkan bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang tangguh dan kuat.
“Momentum kebangkitan nasional hari ini, tahun 2021, sebagai peringatan 113 dan Gema MKGR Jabar mengambil tema bangkit, kita bangsa yang tangguh. Saya pikir, acara ini sebuah ikhtiar untuk mencoba memaknai dan meyakinkan kita semua bahwa kita adalah bangsa yang tangguh dan kuat menghadapi berbagai cobaan, tantangan, dan ancaman yang baru,” sebut Asep.
“Kalau dulu ada kolonialisme, gitu, kan. Tapi sekarang ini adalah liberalisme, ancaman penjajahan ekonomi, integrasi bangsa, juga berbagai tantangan lainnya seperti upaya-upaya dari luar untuk pengikisan karakter-karakteristik bangsa,” tandasnya.