BERITABANDUNG.id – Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat sejak Februari hingga September, limbah penanganan medis selama pandemi COVID-19 yang dihasilkan 13 Puskesmas mencapai 1,9 ton.
Beberapa jenis limbah medis yang dihasilkan Puskesmas seperti Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis untuk penanganan COVID-19 hingga alat swab test dan rapid test.
“Sebagian besar limbah medis penanganan COVID-19, karena pelayanan kan wajib menggunakan APD untuk menjaga paparan virusnya. Totalnya sampai 1,9 ton,” ungkap Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako, Senin (9/11/2020).
Sejak pandemi COVID-19 memang ada penambahan produksi limbah medis. Apalagi di Kota Cimahi selalu rutin menyelenggarakan swab test dan rapid test massal, sehingga penggunaan APD dan alat kesehatan lainnya lebih banyak.
“Penambahannya cukup banyak tapi tidak signifikan karena limbah medis APD kan ringan meski banyak tapi ditimbang itu ringan,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Cimahi sendiri hanya mengelola limbah medis dari Puskesmas. Untuk mengelola limbah tersebut, pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT Medifes. Pengelolaan limbah medis oleh pihak ketiga sendiri diklaim sudah sesuai aturan dan tidak ada yang dibuang di sembarang tempat.
“Kita kerja sama dengan PT Medifes untuk mengurus limbah dari Puskemas. Semua itu dikelola dan dimusnahkan oleh pihak ketiga,” jelasnya.
Untuk mengelola limbah medis tersebut pagu anggaran yang disiapkan pihaknya tahun ini mencapai Rp 100 juta. “Anggarannya baru terserap itu 50 persen. Kalau melihat kasus mungkin akan terus bertambah,” tandasnya.