BERITABANDUNG.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menegaskan upaya mereka dalam menurunkan kemiskinan ekstrem dan stunting mulai menunjukkan hasil nyata.
Melalui program lintas sektor berbasis data, Pemkab mengklaim kondisi masyarakat membaik dibanding tahun sebelumnya.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan, jumlah warga yang masih berada di kategori kemiskinan ekstrem kini hanya sekitar 12 ribu jiwa. Sementara itu, kasus stunting tercatat pada lebih dari 51 ribu anak.
“Langkah kami lebih terukur karena setiap program dijalankan dengan data lokasi dan daftar sasaran yang jelas,” katanya, Selasa (19/8/2025).
Ia menegaskan penanganan tidak sepenuhnya dibebankan pada APBD Kabupaten Bandung. Menurutnya, berbagai sumber anggaran ikut terlibat, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga desa.
“Dengan dukungan berlapis, beban kabupaten menjadi lebih ringan dan hasilnya lebih efektif,” ujarnya.
Salah satu dukungan pemerintah pusat yang dinilai penting adalah Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pemkab menilai skema ini terbukti berhasil di India, sehingga berpotensi kuat menekan stunting di Bandung.
Data capaian pembangunan daerah juga menunjukkan tren positif.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 74,03 pada 2023 menjadi 74,59 di 2024. Pertumbuhan ekonomi naik tipis dari 4,97 persen ke 5,04 persen, sementara angka harapan hidup bertambah dari 74,92 menjadi 75,23 tahun.
Pihaknya menilai, Peningkatan kualitas hidup warga juga tercermin dari naiknya rata-rata lama sekolah, dari 9,10 tahun menjadi 9,15 tahun. Tingkat pengangguran terbuka berkurang dari 6,52 persen ke 6,36 persen.
“Angka kemiskinan umum turun dari 6,40 persen menjadi 6,19 persen, dan stunting mengalami penurunan tajam dari 29,2 persen ke 24,1 persen,” ujar dia.
Untuk memperkuat intervensi, Pemkab melibatkan kepala desa sebagai pendamping langsung keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem maupun terdampak stunting. Setiap desa diarahkan fokus membantu minimal 10 kasus.
“Selain itu, pemerintah juga menyalurkan berbagai program tambahan, mulai dari bantuan sosial, beasiswa Besti, renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu), hingga pelatihan keterampilan. Dadang optimistis kebijakan ini bisa mempercepat target zero stunting dan menurunkan kemiskinan ekstrem secara signifikan,” pungkasnya.

