Sunday, November 24, 2024
HomeRegional JabarPreventif Kasus Stunting, DPPKB Kota Bandung Audit Kelurahan Cipedes

Preventif Kasus Stunting, DPPKB Kota Bandung Audit Kelurahan Cipedes

BERITABANDUNG.id – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung melaksanakan audit kasus stunting pada semester II tahun 2024 sebagai upaya preventif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita di Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jumat, 18 Oktober 2024.

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 800/Kep.850-DPPKB/2022 tentang Tim Audit Kasus Stunting dan Surat BKKBN Jawa Barat mengenai percepatan pelaksanaan audit stunting.

Kepala Seksi Bina Ketahanan Keluarga Balita, Anak dan Lansia, Rina Risnawati menyampaikan, sasaran utama audit adalah seorang ibu hamil berusia 42 tahun, seorang bayi di bawah dua tahun (baduta), seorang calon pengantin (catin) berusia 36 tahun, dan ibu hamil berusia 28 tahun.

“Keempatnya dianggap berisiko mengalami atau berkontribusi pada kasus stunting,” ungkap Rina.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan, dr. Idham Rizali Salleh menyampaikan, beberapa kasus yang cukup memprihatinkan, terutama terkait ibu hamil berusia 42 tahun yang menghadapi risiko tinggi seperti pendarahan dan potensi kelahiran bayi dengan berat badan rendah.

“Usia lanjut saat hamil meningkatkan risiko komplikasi. Kami sarankan agar ibu ini memantau asupan gizi dan menjalani pemeriksaan rutin di rumah sakit,” ujar dr. Idham

Sedangkan kondisi baduta yang tinggal di lingkungan sangat tidak layak juga menjadi perhatian serius.

“Anak tersebut tinggal di ruang yang sempit tanpa ventilasi udara, yang dapat menghambat tumbuh kembangnya,” ungkapnya.

Tim menyarankan agar segera ada perbaikan lingkungan untuk mendukung kesehatannya.

Calon pengantin yang ditinjau berusia 36 tahun, meski kondisinya baik, dianggap berisiko tinggi untuk hamil di usia tersebut.

Sedangkan, ibu hamil berusia 28 tahun yang sempat mengalami masalah gizi kini kondisinya sudah membaik setelah mendapatkan Program Makanan Tambahan (PMT) dan pemantauan intensif.

Menurut dr. Idham, stunting dianggap sebagai masalah besar yang kompleks, karena selain kurangnya akses nutrisi, juga dipengaruhi oleh rendahnya edukasi mengenai kesehatan ibu dan anak.

“Ketika stunting sudah terjadi, penanganannya sangat sulit. Oleh karena itu, pencegahan adalah langkah yang paling penting,” jelas dr. Idham.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi mengenai gizi yang cukup selama masa kehamilan dan mendorong penggunaan kontrasepsi bagi calon ibu yang masih memiliki kondisi ekonomi atau kesehatan yang belum mendukung kehamilan.

Kunjungan audit ini diharapkan mampu mendorong upaya lebih keras dalam mencegah stunting di Kota Bandung, terutama di daerah yang memiliki potensi risiko tinggi.

Semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga, diharapkan dapat berperan aktif dalam menyukseskan program pencegahan stunting demi masa depan anak-anak yang lebih sehat.

Most Popular

Recent Comments