BERITABANDUNG.id – Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) melalui Ikatan Alumni dan LAPITEK UKRI menyelenggarakan kuliah umum bertema “Green and Smart Building”, yang melibatkan lima program studi, yaitu Teknik Arsitektur, Teknik Informatika, Teknik Lingkungan, Teknik Elektro serta Sistem Informasi. Acara ini dihadiri oleh 265 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan alumni, dengan fokus utama pada inovasi arsitektur berkelanjutan dan teknologi cerdas dalam konstruksi bangunan dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Dalam kegiatan kuliah umum tersebut menghadirkan 4 (empat) narasumber profesional yang telah menjadi praktisi serta akademisi dan juga sebagai alumni UKRI, narasumber pertama Raksa M Subki, S.T., Lic., Rer., Reg., yang merupakan pemateri dari program studi Teknik Arsitektur, membahas secara mendalam peran arsitek dalam mengembangkan konsep Green and Smart Building. Ia menekankan bahwa arsitek memiliki tanggung jawab besar dalam merancang bangunan yang tidak hanya estetik dan fungsional, tetapi juga ramah lingkungan dan efisien secara energi.
“Pada intinya, Green Building tidak hanya mengenai penggunaan material ramah lingkungan, tetapi juga bagaimana arsitektur dapat menciptakan ruang yang sehat, nyaman, dan hemat energi. Selain itu, Smart Building memungkinkan kontrol otomatis pada pencahayaan, ventilasi, dan sistem utilitas lainnya untuk meningkatkan efisiensi bangunan,” jelasnya.
Narasumber kedua Acep Didin Komarudin, S.T., menyampaikan peran penting teknik elektro dalam penerapan konsep Smart Building. Dalam pemaparannya, Acep menjelaskan bahwa inovasi di bidang teknik elektro menjadi fondasi bagi terciptanya bangunan pintar yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sistem kelistrikan yang efisien dan teknologi kontrol yang canggih memainkan peran kunci dalam mendukung operasional bangunan modern.
“Teknologi Green and Smart Building sangat bergantung pada integrasi sistem kelistrikan yang efisien. Penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya dan manajemen energi yang berbasis teknologi pintar, menjadi solusi utama dalam mengurangi konsumsi energi bangunan,” kata Acep di hadapan para peserta kuliah umum.
Narasumber ketiga Yuyun Priandy, S.T., M.M., yang merupakan pemateri dari program studi Teknik Informatika dan Sistem Informasi, membahas pentingnya teknologi digital dalam penerapan konsep Smart Building. Dalam pemaparannya, Yuyun menekankan bahwa bangunan masa depan harus memanfaatkan sistem informasi yang terintegrasi untuk mengoptimalkan efisiensi energi, manajemen sumber daya, dan kenyamanan penghuni.
“Dalam era digital ini, teknologi informasi memainkan peran sentral dalam menciptakan bangunan yang cerdas. Data sensor, otomatisasi, dan sistem manajemen yang terintegrasi melalui platform digital adalah kunci dalam mengurangi penggunaan energi, meningkatkan keamanan, serta memastikan kenyamanan penghuni secara real-time,” ujar Yuyun, dan narasumber ke- empat ialah Hindun Wahidah, S.T., MM, yang berbagi wawasan dan pengalaman seputar penerapan konsep Green and Smart Building dari perspektif lingkungan. Dalam paparannya, Hindun menekankan pentingnya peran bangunan ramah lingkungan dalam menghadapi isu perubahan iklim dan degradasi lingkungan, sekaligus bagaimana teknologi pintar dapat menjadi katalis dalam mewujudkan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya secara lebih baik.
“Bangunan yang cerdas dan hijau bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu merancang bangunan yang minim dampak terhadap alam, mulai dari pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang baik, hingga menciptakan lingkungan yang sehat bagi penghuninya,” tutur Teh Hindun di hadapan para mahasiswa Teknik Lingkungan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana Smart Building bisa memanfaatkan sensor dan sistem otomatisasi untuk mengurangi penggunaan energi, mengelola kualitas udara dalam ruangan, serta memonitor penggunaan air secara efisien. Semua ini, menurutnya, sejalan dengan prinsip Green Building yang fokus pada keberlanjutan lingkungan.
Tak hanya penyampaian materi, kegiatan ini pun turut menghadirkan stand perusahaan yang bergerak pada bidang kontruksi, planologi dan sebagainya, dengan harapan dapat mendorong mahasiswa dan alumni UKRI dapat tersalurkan sebagaimana prodi dan juga keahliannya.
Anggi, salah satu peserta, menyampaikan, “Kami jadi lebih paham bagaimana penerapan teknologi cerdas dalam bangunan dapat memberikan dampak positif pada lingkungan. Pemikiran ini memotivasi saya untuk lebih fokus dalam mengembangkan solusi hijau di masa depan.”
Dengan adanya kuliah umum ini, mahasiswa UKRI, diharapkan semakin memahami peran strategis dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. UKRI melalui program-program seperti ini terus berkomitmen untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang relevan dan kompetitif, serta mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi masa depan yang mampu menghadapi tantangan global.