BANDUNG . – Aksi premanisme dan kekerasan terhadap pers menimpa wartawan sekaligus pemimpin redaksi (Pemred) BandungKita.id , Mohammad Zezen Zainal dan keluarganya selama beberapa hari terakhir. Zezen dan keluarganya mendapat intimidasi secara verbal, psikis maupun fisik dari orang tak dikenal.
Sebagaimana Jurnalis Wartakini.co mengungkapkan sangat menyayangkan kejadian yang menimpa jurnalis BandungKita.id atas tindakan yang diduga suruhan pihak penguasa, seolah-olah pihak jurnalis disuruh untuk bungkam dan tidak ikut campur dalam tugas mereka, padahal jurnalis punya hak untuk memberitakan selama memegang teguh UU PERS dan Kode Etik jurlalis.
Kemudian, meminta kepada pihak Kepolisian segera menindak lanjuti kasus tersebut dan mengungkap pelakunya dan memberi hukuman seberat mungkin sesuai UU yang berlaku kepada para prlaku pihak kekerasan, agar di kemudian hari tidak terulang kejadian kekerasan yang menimpa Jurnalis.
Puncaknya, kediaman Zezen di kawasan Soreang Kabupaten Bandung diintai dan didatangi oleh dua orang tak dikenal dengan menggunakan sepeda motor. Dua orang yang mengenakan helm full face itu mendatangi istri Zezen yang tengah seorang diri berada di rumah.
Mereka menanyakan keberadaan Zezen dan mengintimidasi istri Zezen dengan meminta menyampaikan pesan kepada Zezen agar tidak macam-macam dalam membuat pemberitaan soal isu dinasti. Mereka menyatakan akan melakukan apa pun jika Zezen dan BandungKita.id masih “mengganggu” dinasti dengan pemberitaan-pemberitaan yang dianggap negatif oleh mereka.
Tak hanya sampai di situ, istri Zezen yang tengah mengendarai sepeda motor juga diserang oleh dua orang tak dikenal. Sepeda motor yang tengah dikendarainya ditendang dari belakang dan hampir terjatuh. Karena upayanya gagal, mereka melakukan aksi tendang hingga tiga kali. Beruntung istri Zezen berteriak dan dibantu beberapa pengendara sepeda motor yang melintas di jalan sepi.
“Menurut istri saya, yang menendang sepeda motornya adalah dua orang berboncengan menggunakan sepeda motor matic. Mereka menggunakan helm sehingga tidak terlihat wajah pelaku. Mereka langsung kabur ketika istri saya teriak minta tolong,” kata Zezen saat ditemui di rumahnya, Sabtu (18/7/2020).
Zezen mengaku sangat geram dengan aksi premanisme dan penyerangan yang dilakukan oleh oknum tidak dikenal tersebut. Terlebih, aksi premanisme dan penyerangan itu juga menimpa keluarganya yang tidak tahu apa-apa.
Ia menduga pihak yang mendatangi rumah dan menyerang keluarganya itu adalah mereka yang kecewa dengan pemberitaan yang dimuat media online BandungKita.id tentang keengganan masyarakat akan kepemimpinan dinasti di Kabupaten Bandung dan beberapa isu lain yang ditulis oleh Zezen.
Diakui Zezen, BandungKita.id memang menurunkan beberapa Liputan Khusus soal pro kontra kepemimpinan dinasti di Kabupaten Bandung. Liputan ini muncul jauh sebelum Kurnia Agustina, istri Bupati Dadang Naser mendapat rekomendasi sebagai calon Bupati Bandung dari Partai Golkar.
Dalam Liputan Khusus itu juga muncul fakta dan pengakuan mengenai adanya aliran dana dari pihak eksekutif kepada legislatif sebesar ratusan juta rupiah. Selain aliran dana, pihak eksekutif juga menyalurkan bansos Covid-19 kepada pihak legislatif senilai miliaran rupiah.
“Saya menduga mungkin ada pihak-pihak yang panas dan terganggu dengan berita yang diturunkan BandungKita.id. Apalagi sebelumnya memang ada yang bertemu dengan saya dan menawarkan kerjasama, tapi kami tolak karena mereka meminta banyak syarat dan meminta berita kondusif,” ungkap Zezen.
Setelah tawaran kerjasama ditolak, kata Zezen, ia juga mendapat informasi ada pihak yang ingin melaporkan BandungKita.id ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Namun, menurutnya, laporan itu salah alamat jika ditujukan kepada pihak kepolisian.
“Karena kami media, yang dipakai adalah Undang-undang Pers. Jika keberatan dengan pemberitaan kami, silakan sampaikan hak jawab. Kami dengan senang hati akan memuat hak jawab. Tapi kami selalu mencoba berimbang ketika memuat satu berita pun. Kami selalu tempuh semua prosedur agar pemberitaan kami cover both side. Kalau ngomong lapor ke polisi, berarti mereka enggak faham aturan soal media,” tuturnya.
Tak berselang lama dari informasi tersebut, Zezen juga mengaku sempat mendapat telepon dari seseorang yang mengingatkan agar tidak macam-macam dalam membuat berita. Apalagi terus memberitakan soal dinasti.
Sebab, ada pihak-pihak yang disebut sudah sangat emosional dan siap kapan saja “membungkam” BandungKita.id yang tetap memberitakan soal isu-isu sensitif diantaranya soal dinasti politik dan dugaan aliran dana eksekutif kepada pihak legislatif.
“Kami sedikit pun tidak ada maksud menyerang pihak mana pun. Kami hanya menjalankan fungsi kontrol sebagai media. Kami menjunjung tinggi kode etik dan prosedur pemberitaan. Kami hanya mengangkat satu isu yang menjadi fakta di masyarakat. Tapi sedikit sekali yang berani mengangkat isu-isu sensitif seperti ini,” ujar wartawan yang mengantongi sertifikasi UKW Kategori Wartawan Utama dari Dewan Pers tersebut.
Zezen mengaku sangat menyayangkan dan mengecam aksi intimidasi kepada pers yang menimpa diri dan keluarganya tersebut. Saat ini, kata dia, cara-cara menekan pers dengan aksi kekerasan sudah tidak relevan karena Indonesia adalah negara hukum.
Ia mempertimbangkan untuk melaporkan aksi intimidasi dan penyerangan tersebut kepada pihak kepolisian. Zezen juga berencana akan mengungsikan keluarganya sementara karena istrinya mengalami trauma berat sekaligus untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya akan berdiskusi dahulu dengan teman-teman di BandungKita.id dan juga PWI, selaku induk organisasi kewartawanan tempat saya bernaung saat ini mengenai langkah apa yang akan diambil ke depan,” ujar Zezen yang tercatat sebagai anggota PWI Jabar itu*.