BERITABANDUNG.id – Sebanyak 100 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu antusias menjalani vaksinasi COVID-19 dosis pertama pada Jumat (13/8/2021).

Vaksinasi COVID-19 terhadap PKL di area wisata primadona di Jawa Barat itu difasilitasi Partai NasDem Jabar. Para pedagang berharap mereka bisa kembali berjualan usai divaksinasi yang kini jadi syarat utama menjalani beragam kegiatan.

Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa menilai pihaknya menyasar PKL lantara PKL merupakan salah satu yang prioritas untuk divaksinasi mengingat mobilitas dan interaksi mereka tinggi sehingga rawan terpapar COVID-19.

“Kalau vaksin banyak, harus vaksinasi seluruh pedagang kaki lima di pasar-pasar tradisional. Jadi kita berharap mereka skala prioritas untuk divaksin,” ujar Saan kepada wartawan.

Selain untuk mencegah penyebaran COVID-19 pada sektor pariwisata Saan menyebut vaksinasi menjadi syarat wajib bagi setiap pedagang kaki lima.

“Sekarang di semua tempat kan seperti itu, vaksinasi jadi syarat. Jadi kasihan kalau nantinya PKL ini sulit berjualan gara-gara belum divaksin,” tambahnya.

Mayoritas PKL terdampak pandemi sehingga perlu bantuan stimulus ekonomi. Hal itu turut menjadi perhatiannya. Apalagi sebelumnya Partai NasDem Jawa Barat memberikan paket kebutuhan bahan pokok (sembako) untuk para PKL.

“Kita ingin pemerintah punya banyak program stimulus dalam bentuk sembako, bantuan langsung tunai, dan lain-lain,” ujarnya.

Dia berharap pemerintah memperbaiki pendataan agar pemberian stimulus ekonomi semakin optimal. “Memang yang pertama diperbaiki terkait pendataan, lalu ketepatan sasaran jadi hal penting. Jadi mereka yang benar-benar berhak, yang terdampak, jadi bisa mendapatkan,” jelasnya.

Terlebih jumlah warga yang terdampak pandemi semakin banyak. “Mereka yang terdampak bukannya berkurang, dari hari ke hari makin bertambah. Jadi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota bisa berkolaborasi untuk meningkatkan paket stimulus. Bukan mengurangi,” ucapnya.

Salah seorang PKL di lokasi wisata Gunung Tangkuban Parahu Rohman mengaku pendapatannya jauh berkurang di masa pandemi ini. Hal ini semakin terasa saat diberlakukannya PPKM darurat.

“Saat PSBB, pendapatan kami tinggal 20-30%-nya. Apalagi sekarang PPKM, nyaris tidak ada pendapatan karena tidak ada wisatawan yang datang,” ujar Rohman.

Dia pun mengaku banyak rekannya sesama PKL di lokasi tersebut yang kehabisan modal sehingga harus menjual barang-barang yang ada. “Sudah banyak yang dijual untuk kehidupan sehari-hari,” ujarnya.