Tuesday, November 26, 2024
HomeCitizen JurnalisCurhat Warga Bandung: Orang Tua Sekarat Sulit Dapatkan Oksigen

Curhat Warga Bandung: Orang Tua Sekarat Sulit Dapatkan Oksigen

BERITABANDUNG.id – Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih terjadi dalam dua pekan belakangan. Penambahan kasus harian terus meningkat, bahkan hari ini, Selasa (13/7/2021), kembali pecah rekor selama pandemi, ada penambahan 47.899 kasus baru.

Seiring dengan penambahan kasus, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Ocupancy Rate/BOR) rumah sakit rujukan pun naik. Sejumlah rumah sakit kolaps di saat BOR naik, kebutuhan oksigen untuk pasien meningkat. Beberapa malah sempat menutup layanan IGD karena krisis oksegen tersebut.

Ketika rumah sakit krisis oksigen, bagaimana nasib warga yang secara sukarela menjalani isolasi mandiri (isoman) bisa mendapatkan kebutuhan oksigen secara memadai.

Sejumlah warga menjalani isoman bukan hanya karena mereka terpapar Covid-19 dengan gejala ringan, tetapi ada juga yang sebagian menjalani isoman sebagai pilihan “terakhir” karena tidak bisa mendapat tempat untuk dirawat di rumah sakit, padahal mereka kondisinya butuh perawatan medis.

Saat menjalani isoman, tentu kebutuhan oksigen mutlak terpenuhi terlebih jika kondisi orang yang terpapar alami kritis, atau kondisinya memburuk.

Begitu pula yang dialami seorang warga Bandung, Roy Rizky ZA, yang mengungkapkan kegetirannya sulit memperoleh oksigen untuk kedua orang tuanya yang dalam kondisi kritis jalani isoman di rumah.

“Warga Jabar meninggal kekurangan oksigen. Contohnya bapak saya sendiri kesulitan mencari/mendapatkan oksigen. Bapak saya warga Jabar asli. Mana perhatiannya? jangan cuma aplikasi sama medsos jadi ajang pencitraan.” kata Roy di Bandung, Selasa (13/7/2021).

“Bagaimana atuh, Emil?.” tambahnya.

Roy pun mengutarakan kekesalannya, karena khawatir atas kondisi orang tuanya yang kritis.

“Ah, orang tua sudah sekarat kondisinya, warga Jabar asli. Di mana rasa kemanusiaan itu? Anggaran obat saja 140 milyar, tapi cuma bisa dapat oksigen begini sulitnya.” ujar pria yang merupakan Ketua Umum LSM Laskar Gema Pembaharuan Indonesia ini.

“Saya siap mengorbankan nyawa buat membela ibu serta bapak saya, juga masyarakat.” imbuhnya berapi-api.

Roy pun akhirnya menyalahkan situasi seperti ini karena kesalahan segelintir pemimpin yang masih korup dan senang pamer diri demi pencitraan.

“Saya sudah tidak kuat, ingin Jabar melawan para koruptor. Juga pemimpin yang lebih mementingkan pencitraan semata.” tandasnya.

Tidak hanya oksigen, warga lainnya mengutarakan pula kekesalannya karena sulit mendapatkan obat serta vitamin yang dibutuhkannya saat menjalni isoman.

Yoga, warga Jalan Terusan Cibaduyut yang sedang menjani isoman memperoleh informasi bisa dapatkan obat serta vitamin tersebut secara gratis melalui fitur aplikasi di Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat).

“Saya sudah isi data di Pikobar pada Sabtu (10/7/2021) untuk peroleh bantuan obat serta vitamin, tapi hingga hari ini (Selasa) belum ada tanggapan. Jangan beri harapan palsu lah. Saya jalani isoman sebagai bentuk tanggung jawab agar tak berpotensi menularkan covid ke masyarakat sekitar.” kata Yoga di Bandung, Selasa (13/7/2021).

Dia pun mengutarakan kekesalannya karena berharap besar peroleh bantuan kebutuhan obat serta vitamin saat jalani isoman.

“Kalau saya baca informasinya, kayaknya gampang bisa dapatkan, kenyataannya begini. Makanya jangan cuma berkoar-koar, jangan cuma cari perhatian, turun langsung ke bawah, masyarakat lagi susah.” sebutnya.

Most Popular

Recent Comments