BANDUNG– Sejumlah atlet Muaythai Jabar unggulan potensi meraih medali emas mengeluhkan biaya makan yang tak sesuai kebutuhan.
Salah satunya, Adisti atlet perempuan binaan Muaythai Jabar kelas 60 kg. Dia mengaku uang Rp 50 ribu sehari tak cukup untuk makan sehari hari.
Padahal dia adalah atlet andalan Jawa Barat pendulang medali emas untuk even PON Papua nanti. Selain makan, dia menyebut kebutuhan lain masih banyak seperti vitamin, akomodasi dan latihan.
Keluhan tersebut mempertegas apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Pengprov Muaythai Indonesia Jawa Barat Rahyang Mandalajati Evi Silviadi.
Raja LAK Galuh Pakuan itu heran kenapa bisa Biaya tak langsung yang dianggarkan Koni Jabar lebih besar dari biaya langsung. Artinya, biaya operasional lebih besar daripada biaya langsung untuk pembinaan atlet.
“Yang terjadi, kami di cabor nombok terus. Kami menilai di Satlak Koni Jabar ini tidak ada kebenaran dalam menghitung kebutuhan faktual untuk cabor,” ucap Evi di hadapan tim monitoring Koni Jabar saat berkunjung ke Subang, Selasa (07/07/2020).
Raja Galuh Pakuan mempertanyakan cara verifikasi satlak Koni Jabar yang tidak dipahami.
“Kalau dianggap ideal, tidak mungkin cabor keluarkan biaya tambahan. Silakan coba oleh satlak, dengan budget sekian cukup tidak? Ini atletnya ini pelatihnya. Jadi boro-boro mendatangkan pelatih dari luar, pelatih dalam negeri /lokal juga tidak dibayar,” ucap Evi kesal.
“Kalau begini terus, saya usulkan satlak dibentuk gubernur saja biar beres. Saya tanya, coba apa dasarnya pelatihan atlet kerjasama dengan Korea pakai biaya sampai Rp 32 miliar? Orang mau ibadah Haji saja dibatalkan, ini malah dengan mudah menganggarkan segitu banyak. Iti tandanya uang itu ada, meski dibatalkan oleh Gubernur Jabar. Uang atlet kok kayak milik Pak Trio saja,” ucapnya menyindir.
Tim Dalwas Satlak Koni Jabar Tanggapi Keluhan Ketua PB Muaythai Jabar
Tim Pengawasan dan Pengendalian Satlak Koni Jabar R. Darwin Suratman, ST.,MAP.,AIFO. menyatakan mencatat apa yang menjadi keluhan pengurus Cabor.
“Pertama, kami diturunkan monitoring, melihat apakah sesuai protokol tidak selama PSBB dan masa sekarang. Apakah sesuai tidak dengan program pengprov masing masing,” kata Darwin menanggapi.
Selanjutnya, mengenai masukan dan keluhan yang disampaikan pengprov dan atlet Muaythai Jabar akan disampaikan dalam rapat satlak.
“Betula akan kami tampung, selain melihat situasi kondisi. Memang kenyataannya, bantuan yang ada dari Koni Jabar masih harus disuport oleh pengurus pengprov,” akunya.