Friday, April 19, 2024
Ads
HomeOpiniRefleksi Hari Buku Nasional : Mendidik Anak Gemar Membaca

Refleksi Hari Buku Nasional : Mendidik Anak Gemar Membaca

Oleh Imam Syafei

adalah Penggiat Pendidikan dan Alumni HMI Kabupaten Bandung

beritabandung.id – Artikel : Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai pribadi yang berwawasan luas. Tentu, kunci untuk mewujudkan itu semua adalah membaca. Begitu pentingnya kegiatan membaca sehingga setiap tanggal 17 Mei kita memperingatinya sebagai Hari Buku Nasional.

Dalam dunia pendidikan, aktivitas membaca merupakan sesuatu yang paling penting. Bagi para siswa, membaca selain menjadi kewajiban dalam belajar namun harus menjadi wahana hiburan. Melalui membaca, para siswa memperoleh hiburan sekaligus pengetahuan.

Negara-negara maju di dunia dapat dipastikan menempatkan membaca sebagai aktivitas wajib bagi warganya. Belanda, misalnya, yang mendorong warganya untuk cinta membaca sejak dini. Bahkan, bayi-bayi yang ada di Belanda ketika berusia empat bulan otomatis mendapatkan formulir keanggotaan perpustakaan umum.

Sistem pendidikan di Belanda juga mendorong agar para siswa gemar membaca melalui kewajiban membaca buku setiap pagi sebelum mengawali pelajaran dan sore hari sebelum pulang. Selain itu, sekolah-sekolah di Belanda juga membuat agenda rutin kunjungan ke perpustakaan umum. Terdapat 763 perpustakaan umum di Belanda untuk melayani penduduk sebanyak 17,6 juta jiwa.

Lantas, bagaimana dengan budaya baca masyarakat Indonesia? Dalam beberapa survei minat baca anak-anak Indonesia masih terbilang rendah. Jangankan dibandingkan dengan Belanda, dengan negara tetangga saja budaya baca kita masih berada di bawahnya.

Merujuk pada hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil survei tahun 2019 minat baca masyarakat Indonedia menempati ranking ke 62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah.

Strategi

Di antara penyebab anak-anak Indonesia kurang gemar membaca adalah kurangnya fasilitas bacaan, guru ataupun orangtua kurang mendorong para siswa agar cinta membaca, ketidakpedulian masyarakat terhadap kegiatan membaca dan pengaruh media sosial.

Rendahnya karakter gemar membaca sering ditemui di lingkungan sekolah,
terutama sekolah dasar. Sebagai contoh rendahnya karakter gemar membaca tersebut antara lain masih banyak sekali siswa yang malas datang ke perpustakaan, malas membaca buku yang berada di dalam kelas, lalu dalam pembiasaan membaca siswa masih harus diperintahkan oleh guru.

Kita tidak perlu pesimis membaca berbagai survei terkait budaya baca Indonesia yang masih rendah. Justru hasil survei tersebut mesti kita jadikan motivasi untuk terus berupaya menumbuhkan minat baca anak-anak kita. Karena itu, Hari Buku Nasional tahun ini kita jadikan sebagai momentum untuk mendidik anak-anak kita agar cinta membaca.

Kita bisa memulainya dengan membelikan anak-anak kita bacaan sesuai keinginan mereka. Kalau perlu sediakan perpustakaan mini di rumah. Jangan lupa, jadilah teladan bagi mereka dalam membaca buku.

Kita juga bisa mengajak anak-anak ke toko buku atau perpustakaan umum. Kegiatan ini sangat penting agar dalam diri anak tumbuh kebiasaan membaca sejak dini. Pihak sekolah juga memiliki peran strategis dalam mendidik anak agar gemar membaca. Sekolah perlu menyediakan perpustakaan dengan beragam bacaan. Para guru juga harus mendorong para siswa untuk gemar membaca dengan cara mengajaknya ke perpustakaan.

Most Popular

Recent Comments