Sunday, January 5, 2025
HomeKabar CimahiSampah Menumpuk di Cimahi, Pemkot Batasi Pengiriman ke Sarimukti dan Gencar Lakukan...

Sampah Menumpuk di Cimahi, Pemkot Batasi Pengiriman ke Sarimukti dan Gencar Lakukan Ini

BERITABANDUNG.id – Produksi sampah di Kota Cimahi mencapai 230 ton per hari, namun kapasitas pengiriman ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hanya dibatasi 90-100 ton per hari. Sisanya, sampah dikelola di tingkat wilayah untuk mengurangi penumpukan.

“Kalau timbulan sampah sekarang itu 230 ton setiap harinya, tapi yang kita kirim itu maksimal 100 ton karena kan di TPA Sarimukti dibatasi. Sisanya kita olah di kewilayahan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Chanifah Listyarini saat dihubungi via telepon, Sabtu (4/1/25).

Ia mengakui pembatasan tersebut memicu penumpukan sampah di sejumlah titik di Cimahi meskipun situasinya masih terkendali.

Pemkot Cimahi menerapkan skala prioritas dalam pengangkutan sampah dengan mendahulukan wilayah yang sudah melakukan pemilahan dan lokasi dengan penumpukan yang telah berlangsung lama.

“Kalau untuk kita memang ada penumpukan, tapi masih agak terkendali. Kita melakukan penjadwalan, jadi mana yang sudah lama numpuk kita angkut dan tentunya kita utamakan sampah yang sudah dilakukan pemilahan,” tambahnya.

Selain itu, kawasan yang memiliki pengelola seperti perusahaan kini tidak lagi dilayani oleh Pemkot Cimahi dan diminta untuk mengelola sampah secara mandiri.

“Perusahaan dan kawasan berpengelola sudah enggak kita layani. Jadi murni hanya melayani masyarakat,” tegas Chanifah.

Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Cimahi mendorong pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat Rukun Warga (RW).

Dengan total 312 RW di Kota Cimahi, setiap wilayah diharapkan mampu mengelola sampah, terutama sampah anorganik, untuk mengurangi beban pengangkutan ke TPA.

“Kita mendorong tiap RW di Kota Cimahi untuk membentuk BSU agar bisa membantu pengurangan sampah yang diangkut,” ujar Chanifah.

Saat ini, sudah ada 65 fasilitator yang membantu pembentukan BSU di berbagai RW. Fasilitator tersebut mendampingi masyarakat dengan mengajarkan cara pemilahan sampah dan mengelola barang hasil pemilahan agar dapat ditarik oleh bank sampah induk Samichi sesuai jadwal.

“Nanti mereka diajari cara pemilahan sampah, lalu di setiap RW minimal sudah menyiapkan barang-barang hasil terpilah. Ke depannya, kami berharap BSU ini tidak hanya mengolah sampah anorganik, tetapi juga organik,” tuturnya.

Most Popular

Recent Comments