Monday, October 21, 2024
Ads
HomePendidikanSolusi Bebas Sampah dari Warga Sukamiskin Arcamanik Bandung

Solusi Bebas Sampah dari Warga Sukamiskin Arcamanik Bandung

BERITABANDUNG.id – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mendorong bagi kewilayah untuk menduplikasi Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik. Di sana wilayahnya sudah memanfaatkan sampah menjadi hasil yang bermanfaat.

Demikian disampaikan wali kota usai Oded mengunjungi Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Jumat (29 Januari 2021).

Dalam kunjungannya, wali kota meninjau RW 01, 02, 06, dan RW 17. Wali kota melihat kolam lele, urban farming, maggot, dan pengelolaan sampah organik menjadi makanan ayam.

Setiap wilayah memiliki cara pengelolaan sendiri. Bahkan di RW 17, terdapat kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele maupun nila.

Wali kota mengapresiasi kawasan tersebut. Pasalnya warga sudah mandiri, mampu mengelola sampah sampai menjadi bermanfaat.

“Kelurahan disini sebagai percontohan KBS dengan konsep Kangpisman. Bukan hanya itu, ‘waste to food’ juga di sini sudah diterapkan,” kata wali kota saat mengunjungi Komplek Sarimas RW 17.

Wali kota yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani mengungkapkan, warga mampu menerapkan bimbingan dari dinas terkait dengan baik. Contohnya, di RW 01 memiiki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPSP) yang dipimpin oleh RW 01, Wawan Setiawan.

“Pengelolaannya bagus, sampah anorganik dimanfaatkan. Organik apalagi, bisa jadi pakan ayam,” tuturnya.

Wali kota pun mengunjungi ke RW 17, bersama Danramil 1810/AAM Bandung, Kapten (Inf) Kingrad serta Wakapolsek Arcamanik Polrestabes Bandung, AKP Wartama. Di kawasan RW 17 yang merupakan RW pemekaran di Kelurahan Arcamanik ini, memiliki kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele dan nila.

“Potensi di sini ada kolam yang dibangun pada tahun 2017. Alhamdulilah warganya memberdayakan dengan konsep kolam terapung. Ini terus dimanfaatkan agar warga lebih sejahtera,” katanya.

“Saya apresiasi, RW 17 ini RW bungsu pemekaran. RW ini punya potensi yang mampu berbagi ke RW yang lain. Kalau butuh maggot bisa diberikan, kalau RW lain butuh apa, itu saling membantu,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua RW 17, Muaf menyampaikan, hasil panen lele nantinya bisa dijual dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. “Panen tahap 1 itu sekitar 8.000 ekor lele. kalau dijual kita sudah kerja sama dengan pengusaha distributor. Tapi jika warga ingin beli juga bisa,” katanya.

Ia mengungkapkan, wilayahnya mampu menumbuhkan ekonomi sekaligus meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat. “Mudah-mudahan bisa menumbuhkan ekonomi juga sosialnya. Kalau sosial bisa saling berbagi dan kebahagiaan warga,” jelas Mauf. (Rls)

Most Popular

Recent Comments