Gema MKGR Jabar Peringati Harkitnas Dengan Disukusi dan Doa Bersama Untuk Palestina

0
223

BERITABANDUNG.id – Gerakan Muda (Gema) organisasi masyarakat (ormas) MKGR Jawa Barat memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan doa bersama untuk keselamatan Palestina. Dikutip dari putaran.id , Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Golkar Jabar dan dilakukan secara virtual dengan dihadiri oleh Ketua OKP se-Jawa Barat, Kamis (20/5/2021).

Imam Syafei Ketua Gema Ormas MKGR Jabar menyebutkan bahwa peringatan Harkitnas tersebut merupakan suatu upaya anak muda bangsa untuk terus mempererat persatuan untuk kesatuan bangsa dan negara. Selain itu, momentum Harkitnas juga dijadikan Gema Ormas MKGR Jabar sebagai sebuah ajang persatuan dari anak Bangsa Indonesia untuk mendoakan Palestina.

“Kita ketahui, saat ini, bersamaan dengan peringatan Harkitnas, Bangsa Palestina sedang dibom-bardir oleh Israel. Yang mana dalam momentum ini juga, saya anak muda, mengajak kepada pemuda Indonesia lainnya untuk mendoakan yang terbaik bagi Palestina,” kata Imam Syafei dalam sambutannya.

“Acara dialog ini juga, ya. Ini sebuah ikhtiar kita anak muda yang ingin selalu menuntut kedamaian dan perdamaian di seluruh dunia,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Rahmat Sulaeman, Ketua Ormas MKGR Jabar yang menjadi salah satu narasumber dalam acara ini. Menurutnya, pemuda harus mempunyai inisiatif memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

“Momentumnya sudah tepat. Ini hari kebangkitan nasional. Apa yang dilakukan oleh Gema Ormas MKGR ini suatu upaya untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi warga Palestina,” sebut Rahmat.

“Semoga gerakan-gerakan ghiroh seperti ini dilakukan juga oleh semua pemuda di Indonesia,” tandasnya.

Narasumber lainnya Ahmad Hidayat dari Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Golkar menyebutkan bahwa momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang selalu diperingati pada 20 Mei setiap tahunnya jangan hanya dijadikan sebagai suatu momen seremonial saja.

“Momentum Harkitnas, saya kira jangan hanya dijadikan sebagai suatu seremonial yang tiap tahun diperingati. Kita sudah 112 tahun memperingati Harkitnas ini, kondisi hari ini mayoritas masyarakat kita atau khususnya pemuda dan mahasiswa, ini kan, apolitis,” kata Ahmad.

“Definisi sederhana dari apolitis adalah menjadikan masalah publik menjadikan masalah privat, dan menjadikan masalah privat menjadi masalah publik. Itu definisi paling sederhana,” timpalnya.

Ahmad meneruskan bahwa ketika mayoritas pemuda Indonesia sudah bisa menjadikan masalah publik menjadi masalah publik, masalah privat menjadi masalah privat, maka tingkat kesadaran politik pemuda dan masyarakat Indonesia sudah bagus.

“Misalnya, saya sebagai seorang muslim, seorang manusia, dan sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, cukup prihatin dengan kondisi saudara-saudara kita yang berada di Palestina. Ini kan, masalah publik, masalah negara, kita yang bagian dari negara kan, bersolidaritas mendoakan yang terbaik apa yang terjadi saat ini di Palestina,” jelas Ahmad.

Sementara narasumber lainnya Asep Komarudin Sekretaris KNPI Jabar menyebutkan bahwa Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang selalu diperingati pada 20 Mei tersebut seharusnya dijadikan momentum tepat untuk kembali menguatkan karakteristik Bangsa Indonesia.

“Momentum hari kebangkitan nasional ini, saya pikir satu momentum tepat, di mana hari kebangkitan nasional ini, kan, sebetulnya satu contoh tentang perubahan dari pergerakan para pahlawan kita, dari perang melawan penjajah menggunakan fisik, berubah menjadi pergerakan secara organisasi,” kata Asep.

“Misalnya, pergerakan yang dilakukan oleh organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para Mahasiswa dengan melakukan gerakan organisasi secara ekonomi, sosial, dan budaya, untuk melawan penjajah,” timpalnya.

Asep menyebutkan bahwa momentum Harkitnas tahun ini sebagai momentum kebangkitan para generasi muda untuk meningkatkan kapasitas ilmu intelektual.

“Kita sebagai generasi muda, tidak boleh lepas dari kemajuan teknologi. Karena tidak ada bangsa yang maju tanpa pengembangan dalam ilmu pengetahuan intelektual,” imbuh Asep.

Ia juga menyebutkan bahwa momentum peringatan Harkitnas yang diselenggarakan oleh Gema MKGR Jabar ini sebagai sebuah ikhtiar untuk memaknai dan meyakinkan bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang tangguh dan kuat.

“Momentum kebangkitan nasional hari ini, tahun 2021, sebagai peringatan 113 dan Gema MKGR Jabar mengambil tema bangkit, kita bangsa yang tangguh. Saya pikir, acara ini sebuah ikhtiar untuk mencoba memaknai dan meyakinkan kita semua bahwa kita adalah bangsa yang tangguh dan kuat menghadapi berbagai cobaan, tantangan, dan ancaman yang baru,” sebut Asep.

“Kalau dulu ada kolonialisme, gitu, kan. Tapi sekarang ini adalah liberalisme, ancaman penjajahan ekonomi, integrasi bangsa, juga berbagai tantangan lainnya seperti upaya-upaya dari luar untuk pengikisan karakter-karakteristik bangsa,” tandasnya.