Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

BERITABANDUNG.id – Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah mengantisipasi lonjakan limbah medis saat program vaksinasi. Pemprov Jabar melalui BUMD Jasa Medivest berencana menambah mesin insenerator guna menangani limbah medis dengan cepat.

Direktur Jasa Medivest Olivia Allan mengatakan saat ini Jabar baru memiliki dua mesin penanganan limbah vaksinasi berbentuk insenerator ramah lingkungan dengan kapasitas penanganan 24 ton per hari. Untuk mempercepat penanganan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) itu, dua mesin segera ditambah.

“Tahun ini, kami upayakan financial close untuk segera terbangunnya tambahan dua mesin incinerator lagi, sehingga total limbah infeksius yang bisa kami musnahkan menjadi 48 ton per hari,” ujar Olivia dikutip dari detikcom, Jumat (5/2/2021).

Java Medivest sendiri merupakan anak perusahaan BUMD Jasa Sarana. Perusahaan ini fokus dalam bidang pengelolaan limbah B3 medis yang berlokasi di Karawang.

Menurut Olivia, penanganan limbah medis yang dilakukan selama ini bersifat aman lingkungan. Proses pemusnahan menggunakan insenerator berteknologi stopped heart controlled air dengan proses pembakaran bersuhu 1.000-1.2000 derajat selsius.

Mesin pembakaran mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin dan furan, sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.

“Sepanjang 2020, kami sudah menangani 730 ton limbah medis COVID-19 di sejumlah provinsi. Selain Jabar, kami juga menangani limbah COVID-19 di DKI Jakarta, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jambi, Bali, dan Yogyakarta,” tuturnya.

“Prosedur penanganan limbah vaksinasi COVID-19 sama dengan SOP penanganan limbah COVID-19. Pasti akan diutamakan,” ucap dia menambahkan. (Red)