Banjir Bandang di Kertasari Bandung, Didiga Akbiat Alih Fungsi Lahan

0
285

BERITABANDUNG.id – Alih fungsi lahan di Gunung Haruman, Kabupaten Garut, diduga menjadi penyebab banjir bandang di Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Banjir bandang ini merendam puluhan rumah warga.

Dikutip dari detikcom, Diduga banyak lumpur dan material sampah dan kayu yang tersumbat di selokan tersebut. Material banjir bandang tersebut diduga berasal dari hulu Gunung Haruman, Garut. Tidak lama kemudian air pun meluap dengan deras ke rumah warga.

Berjarak sekitar 300 meter dari pemukiman warga, terlihat sungai cukup luas dan dalam dengan arus yang cukup deras. Lebar dari sungai tersebut lebih luas dari pada luas selokan.

Tidak jauh dari sana, terlihat hamparan perkebunan sayuran yang sangat luas. Dari keterangan Kepala Desa Cikembang Tatang Ridwan Turlina penyebab banjir bandang diduga karena banyaknya alih fungsi lahan di hulu hingga kaki Gunung Haruman.

“Pembukaan lahan di (lahan) Perhutani, karena dulu tahun tahun ke belakang masih hutan, tidak digarap dan tidak ada air (banjir bandang) seperti ini. Tapi ketika dibuka air menjadi besar,” ujar Tatang saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (2/4/2021).

Tatang memperkirakan luas lahan yang sebagian milik Perhutani itu seluas 15-17 hektare. Luas lahan tersebut digarap oleh masyarakat setempat menjadi perkebunan sayur.

“Luas juga, beberapa hektare sekitar 15 – 17 hektare. Diduga itu penyebabnya. Sebelum dibuka air tidak sebesar ini,” kata Tatang.

Selain itu, di hamparan perkebunan sayur itu tidak terlihat dominan pohon berakar kuat yang mampu mengurangi risiko longsor dan menyerap banyak air. Hal itu pula yang menjadi sorotan Bupati Bandung terpilih Dadang Supriatna ketika menyambangi lokasi banjir bandang.

“Kan harusnya bukan ditanami sayuran, tapi tanaman berakar keras,” kata Dadang usai meninjau lokasi titik mula banjir bandang.

Alih fungsi lahan selalu menjadi momok setiap bencana banjir bandang melanda daerah pegunungan seperti Kertasari. Hal ini pun sempat menjadi perhatian dalam penanganan Sungai Citarum atau tepatnya di titik nol Sungai Citarum yakni Situ Cisanti. (Rls)