BERITABANDUNG.id – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai pemerintah bisa menurunkan angka kemiskinan dengan berfokus di Pulau Jawa. Pasalnya, jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa cukup banyak meski secara persentase kecil.

Kepala BPS, Margo Yuwono mencontohkan angka kemiskinan di wilayah Jawa Tengah sebanyak 4,1 juta, Jawa Barat 4,2 juta, dan Jawa Timur 4,5 juta.

“Jadi kalau mengurangi kemiskinan secara nasional, fokus menanganinya di Jawa, karena jumlahnya sangat besar,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (20/7/2021).

Margo menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menurunkan angka kemiskinan. Mulai dari mengendalikan harga, hingga perlindungan sosial bagi orang yang rentan.

Lalu, yang tak kalah penting ialah meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai stimulus. kemudian urgensi memastikan program bantuan sosial (bansos) diberikan tepat sasaran.

Terutama, kepada orang yang sudah ditargetkan, serta tepat penggunaan. Dengan begitu, penyaluran bansos akan berimbas terhadap penurunan angka kemiskinan.

“Harapan kita nantinya mereka yang terpilih sebagai sampel, otomatis pengeluarannya bisa lebih tinggi dari garis kemiskinan,” pungkas Margo.

Berdasarkan penghitungan terakhir, garis kemiskinan secara nasional per kapita sebesar Rp472.535. Artinya, pengeluaran penduduk di bawah garis kemiskinan itu dikategorikan miskin. Jika dihitung per provinsi, garis kemiskinan di tiap provinsi berbeda-beda, tergantung pola konsumsi dan harga.

Adapun garis kemiskinan di Bangka Belitung sebesar Rp3,4 juta per rumah tangga per bulan. Berbeda dengan Sulawesi Barat sebesar Rp1,9 juta per rumah tangga per bulan.

BPS mencatat persentase kemiskinan di wilayah Jawa mengalami peningkatan sejak pandemi Covid. Di Jawa Barat misalnya, per Maret 2021, untuk perkotaan jumlah kemiskinan naik 7,82 persen atau 3,05 juta jiwa. Namun, di pedesaan justru mengalami penurunan 10,64 persen atau 1,18 juta jiwa.